Wednesday, May 23, 2012

Paris

Posting ini di-ilhami dari pengalaman saya mengunjungi salah satu kota yang namanya cukup termasyur di seluruh dunia: Paris. Satu minggu lalu saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi kota tersebut dan sejauh ini Paris adalah kota yang paling menarik perhatian saya.

Keindahan kota Paris memang menarik banyak orang untuk mengunjungi kota tersebut. Siapa yang tidak kenal dengan menara Eiffel, gereja Notre Dame, dan juga pusat perbelanjaan luxurius Champ Elysse? Landmark-landamark tersebut melengkapi keindahan kota Paris dan menyihir orang-orang yang mengunjunginya. Kesan tertentu pasti tersimpan dalam kenangan orang-orang yang mengunjungi kota ini.

Ini adalah kali pertama saya mengunjungi Paris. Saya tiba di stasiun kereta terbesar di Paris, Gare du Nord setelah menaiki metro (kereta bawah tanah) dari terminal bis Gallieni. Walaupun baru pertama kali menggunakan metro di Paris, saya begitu terkesan dengan sistem metro kota tersebut. Bagi saya cukup mengagumkan untuk orang yang baru pertama kali berada di Paris dan bisa selamat sampai tujuan tanpa kesasar naik metro. Selain karena bantuan peta metro Paris yang saya bawa, tentu ada faktor-faktor lain yang memungkinkan hal tersebut. Petunjuk di setiap pemberhentian (stasiun) metro begitu jelas dan semua dibuat secara teratur. Maksud saya dengan teratur disini adalah setiap stasiun dilengkapi dengan semacam scanner tiket dimana untuk menuju line dimana kereta berhenti tiket yang kita beli di scan oleh mesin-mesin tersebut. Hal tersebut tentu menghindari penumpang gelap yang dapat naik-turun metro seenaknya tanpa membayar untuk tiket. Selain dilengkapi dengan mesin scanner tiket, stasiun-stasiun metro di Paris juga dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas. Menurut saya hal ini sangat penting, terutama bagi orang-orang yang tidak terbiasa dengan sistem metro di Paris yang menurut saya cukup rumit karena terdiri dari cukup banyak trayek yang mencakup keseluruhan Paris. Overall, menurut saya sistem metro di Paris sangat baik dan layak untuk diterapkan di kota-kota besar lainnya dimana kebutuhan untuk menyediakan sarana transportasi umum yang layak, humanis dan aksesable.


Salah satu stasiun Gare du Nord Paris yang terdiri atas 3 lantai


Ketertarikan saya dengan kota Paris tidak berhenti pada sistem metronya saja. Aspek hubungan manusia di kota tersebut juga sangat menarik. Paris memang memiliki reputasi sebagai kota yang multikultural dimana berbagai macam individu yang berasal dari ras dan etnis yang berbeda tinggal di kota tersebut. Tentu sebagian dari kita tahu bahwa budaya multikultural yang mengkonstruksi kota Paris memiliki implikasi tertentu terhadap dinamika sosial yang berlangsung di kota tersebut. Konflik antar etnis, adanya segregated neighborhood, dan kesenjangan sosial yang cukup signifikan antara penduduk asli Paris dan para imigran menjadi hal lumrah yang dijumpai dalam keseharian di kota Paris. Saya pun menyaksikan sendiri bagaimana kompleksnya kota ini. Ketika berjalan-jalan di pusat kota Paris, berkali-kali saya melihat kaum marjinal, yang dalam konteks ini adalah imigran, "menghiasi" sudut-sudut kota Paris. Sebagian menjajakan suvenir khas Paris kepada para turis, ada juga yang mengemis atau mengamen, bahkan tidak jarang saya melihat sebagian dari mereka merupakan homeless dan memanfaatkan trotoar jalan sebagai tempat tidur mereka. Pemandangan-pemandangan tersebut sangat kontras dengan apa yang saya temui di sepanjang Champ Elysse, misalnya. Di sepanjang jalan tersebut berdiri berbagai restoran dan juga pusat perbelanjaan dengan pelanggan-pelanggan yang berasal dari kelas menengah keatas. Sebagian dari mereka bahkan terlihat melenggang dengan busana desainer terkenal. Kontradiksi tersbut semacam mengingatkan saya dengan kota dimana saya lahir dan besar, Jakarta. Hanya saja di Paris kesenjangan tersebut menggairahkan semangat demokrasi penduduknya, dimana kaum-kaum marjinal di kota tersebut menjadi salah satu penggerak demokrasi di Paris.

 Salah satu pemandangan di kota Paris dimana penduduk imigran mencari nafkah dengan menjadi musisi jalanan

Pemandangan di Champ du Elysse dimana kelas menengah keatas Paris menikmati makan siang di restoran-restoran yang terletak di sepanjang jalan tersebut


Paris tentu merupakan kota yang patut dikunjungi oleh siapapun. Tidak saja untuk menikmati keindahan kota tersebut yang dapat menyihir siapapun yang mengunjunginya, tetapi juga untuk menyaksikan secara langsung dinamika sosial yang ada di kota tersebut. Vous voyez, Paris!