Friday, May 20, 2011

Spongebob Squarepants: antara Surrealisme dan Rasionalitas

Siapa yang tidak kenal dengan sosok ini?

Yep. Spongebob Squarepants. Tiba-tiba muncul keinginan saya untuk menulis tentang kartun yang belakangan sangat digandrungi ini. Saya pribadi gemar sekali menonton kartun ini, buat saya kartun ini sangat menghibur karena absurditas dan surrealisme tingkat tingginya yang membuat saya cengar-cengir plus teraneh-aneh sendiri setiap kali menontonnya.

Kartun Spongebob Squarepants pertama kali tayang di channel Nickelodeon pada tahun 1999. Tokoh Spongebob diciptakan oleh Stephen Hillenburg yang kebetulan juga seorang marine biologist. Sejak pertama kali tayang hingga sekarang, Spongebob Squarepants menjadi kartun dengan rating tertinggi di channel Nickelodeon, bahkan majalah TIME memasukkan tayangan ini sebagai 'one of the most greatest television show ever'. Salah satu hal yang membuat kartun ini begitu fenomenal ialah karena penikmatnya tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa *termasuk saya*.



Bagaimana saya menikmati sebuah tontonan kartun pada saat sekarang tentu berbeda dengan ketika masa kanak-kanak dahulu. Waktu saya masih kecil, surreliasme dalam sebuah kartun bukanlah suatu hal yang nyeleh, karena memang hal tersebut melegitimasi alam imajinasi anak-anak yang cenderung liar. Dengan bertambahnya usia, cara saya menikmati kartun tentu berbeda, surrealisme justru menjadi sesuatu yang saya anggap lucu. Dalam konteks kartun Spongebob ini, banyak sekali hal-hal surreal yang bisa kita lihat. Pertama, tokoh-tokoh dari kartun itu sendiri dengan bentuknya yang ajaib. Selama ini kita kehidupan bawah laut cenderung identik dengan berbagai macam ikan, namun dalam kartun ini tokoh-tokoh utamanya justru makhluk-makhluk laut tidak begitu umum, dan bahkan tidak lazim, seperti tupai yang hidup di dalam laut. Selain itu, masih banyak hal-hal surreal lainnya yang bisa kita jumpai dalam kartun ini, seperti: Gary, keong peliharaan Spongebob yang mengeluarkan suara kucing; adanya pantai di dalam laut; rumah Patrick yang jika dilihat dari luar merupakan sebuah batu; anak Mister Krab, Pearl, merupakan seekor ikan paus; dan lain sebagainya.

Terlepas dari segala absurditas dan surrealisme yang ada dalam kartun ini, saya juga menelaah adanya bentuk-bentuk rasionalitas yang juga dapat dijumpai dalam kartun ini. Spongebob yang digambarkan sebagai tokoh yang polos dan seringkali melakukan hal-hal yang absurd, begitu passionate dengan pekerjaannya sebagai koki di restoran Krusty Krab. Suatu hal yang menurut saya sangat rasional. Dalam kehidupan nyata, bekerja merupakan merupakan sebuah rutinitas yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hanya saja, disini Spongebob melakukan pekerjaannya dengan segenap antusias hingga rela tidak menerima bayaran untuk pekerjaannya tersebut. Pekerjaan digambarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. dan menggairahkan Sebuah konsep yang sangat jarang ditemui dalam kehidupan nyata. Di sisi lain, Mister Krab sebagai majikannya, dalam kartun ini diceritakan memiliki restoran cepat saji yang laris-manis. Konsep restoran cepat saji ini sangat merepresentasikan gaya hidup postmodern dimana sebagian dari masyarakat kita merupakan penggila fast food. Selain itu, sifat Mister Krab yang pelit dan sangat perhitungan juga mewakili karakter kapitalis yang sangat menjunjung tinggi efisiensi dan profit. Dan terakhir, ada Squidward yang memiliki minat yang sangat tinggi terhadap seni. Dalam kartun ini, digambarkan bahwa dalam kesehariannya Squidward banyak berkutat dengan hal-hal yang berbau seni, mulai dari bermain alat musik, melukis, dan lain sebagainya. Sebagai seniman, Squidward cenderung idealis dan memiliki ego yang tinggi, namun hal ini menjadi kontras ketika ia memilih untuk bekerja sebagai kasir di Krusty Krab. Pilihan tersebut menjadi rasional ketika ia melakukannya agar memiliki rutinitas dalam kesehariannya dan juga agar mendapatkan uang dari pekerjaannya tersebut.

Secara overall, saya berpendapat bahwa kartun SpongeBob ini memang cukup kompleks, dan saya salut dengan penciptanya yang bisa mengemas kompleksitas tersebut secara sederhana dan bahkan menjadi tontonan yang sangat menghibur. Nilai-nlai moral yang bisa dipetik dalam kartun ini juga sangat kuat, seperti persahabatan, ketulusan, antusiasme terhadap hidup, dan dedikasi. Aye, aye, Captain!




8 comments:

  1. kartun spongebob dibuat sebagai kritik atas "degradasi cara makan" di Amerika akibat budaya fastfood2an.
    dalam dunia fastfood, memberi makan manusia tak ada bedanya dengan memberi makan "hewan" mengingat para pemasak yang mengolah makanan benar2 secara teknis---sekedar berdasarkan takaran yang telah ditentukan dan telah mapan. berbeda halnya dengan spongebob, ia memasak dengan "hati", dengan "perasaan", ia sadar bahwa apa yang tengah dimasaknya adalah untuk manusia.

    di sisi lain, kartun spongebob jg dapat dijelaskan lewat konsep "hiperrealitas"-Baudrillard, tentunya akan semakin panjang untuk dituliskan di sini. cayo! hehe

    ReplyDelete