Ketika saya menulis posting ini, ajang sepakbola paling bergengsi di Eropa sedang digelar. Bagi saya pribadi, menyaksikan pertandingan-pertandingan tim nasional negara-negara Eropa merupakan hiburan tersendiri di tengah-tengah hiruk pikuknya urusan akademis. Di sisi lain, pertandingan-pertandingan tersebut juga menggugah 'intuisi' saya yang kebetulan seorang mahasiswi yang mempelajari ilmu Sosiologi ini.
Beberapa hari yang lalu saya menyaksikan pertandingan antara Belanda dan Portugal. Pertandingan tersebut cukup seru mengingat tim mana pun yang dapat mencetak skor lebih banyak akan maju ke babak pasca-kualifikasi. Tidak hanya menyaksikan para pemain berlaga, bersama my lovely housemate, mbak ulil, kami juga sibuk mengomentari pertandingan tersebut, tentunya bukan dalam aspek teknis karena pengetahuan kami tentang sepak bola sangatlah minim.
Insight yang kami dapat ketika menyaksikan pertandingan Belanda vs Portugal mengilhami saya untuk menulis posting ini. Pengalaman kami tinggal di Belanda selama hampir setahun belakangan memungkinkan kami untuk melihat karakter orang-orang Belanda dari perspektif kami sebagai outsider. Persepsi kami tersebut sedikit banyak terefleksikan melalui apa yang kami saksikan dari pertandingan antara dua negara di Eropa yang notabene berbeda karakter masyarakatnya. Agaknya pandangan ini juga merupakan common sense yang berlaku di antara masyarakat daratan Eropa dimana perbedaan sosio-cultural menjadi suatu hal yang selama ini diklaim sebagai aspek yang memperkaya multikulturalisme masyarakat Uni Eropa. Anyways, kembali pada Belanda vs Portugal, selama pertandingan kami melihat perbedaan karakter tersebutlah yang menentukan bagaimana pertandingan tersebut berjalan. Pada dasarnya, prinsip sepakbola adalah universal, yaitu untuk permainan kolektif dengan strategi tertentu untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menjebol gawang lawan. Namun, ketika aspek lain is taken into account, pertandingan sepakbola adalah 'teater' yang menarik untuk melihat aspek-aspek lain yang direpresentasikannya. Belanda, terlihat bermain sangat tertib dan displin, tampak bahwa minim sekali usaha pemain-pemain Belanda untuk melakukan improvisasi yang sebenarnya bermanfaat dalam mengecoh lawan. Berdasarkan pada apa yang kami persepsikan dari pengalaman kami tinggal di Belanda dan berinteraksi dengan orang-orang Belanda, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor sosio-kultural dimana orang-orang Belanda memang disiplin dan sangat berorientasi pada hasil dalam kesehariannya. Prinsip ini yang agaknya yang menjelaskan mengapa pemain Belanda minim untuk melakukan improvisasi. Improvisasi bisa saja dilihat sebagai suatu hal yang 'menganggu' proses dan pada akhirnya mempengaruhi hasil. Menurut saya pribadi, ketika hasil menjadi prioritas, bagaimanapun cara yang dilakukan dalam proses bukan tidak menjadi masalah. Di satu sisi, prinsip ini akan sangat berguna ketika kita menjunjung efisiensi dan efektifitas. Di sisi lain, prinsip ini tidak memungkinkan kita untuk enjoy dan bermain dengan kreativitas, untuk mencoba kemungkinan-kemungkinan baru. Hal ini yang terlihat jelas dari pemain-pemain tim Portugal, dimana mereka bermain penuh dengan improvisasi. Terlihat jelas bahwa dalam kondisi dimana mereka harus memenangkan pertandingan, pemain-pemain Portugal terlihat kompak dan enjoy dengan permainan mereka. Kreativitas terlihat jelas disitu, dan mungkin juga itulah yang disebut dengan compassion.
Pada akhirnya, tim Portugal berhasil mengalahkan tim Belanda dengan skor tipis 1-0. Untuk kasus ini, kreativitas dan compassion pemain tim Portugal mengalahkan determinasi dan efisiensi pemain tim Belanda. Tentu saja hal ini tidak bisa dijustifikasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun hal ini cukup menginspirasi saya dalam memahami nilai dan esensi. Tugas kita adalah untuk mengukur kapasitas kita masing-masing untuk menentukan sendiri nilai (value) apa yang kita miliki sebagai modal untuk mencapai sebuah esensi. It might seems simple, but in the application it took a while to assemble all the pieces of puzzle there is and to finally see the whole picture.Cheers!
No comments:
Post a Comment